NAMA : WAHID
NIM : F07111018
FKIP UNTAN PONTIANAK
PERKEMBANGAN BAHASA
Setiap manusia mengawali komunikasinya dengan dunia sekitarnya melalui bahasa tangis bahsa mencakup segala bentuk komunikasi baik yang diutarakan dalam bentuk lisan, tulisan, bahsa isyarat, bahsa gerak tubuh, ekspresi wajah pantomim atau seni. Bahsa adalah segala bentuk komunikasi dimana pikiran dan persaan sorang disimbolisasikan agar dapat menyamaikan arti kepada orang lain. Oleh karena itu perkembangan bahasa dimulai dengan tangisan pertama sampai anak mampu bertutur kata. Perkembangan bahasa terdiri atas 2 periode besar yaitu periode Prelinguistik (0-1 tahun) dan (1-5 linguistik).
Periode linguistik terbagi terbagi dalam 3 fase besar yaitu:
a. Fase satu kata atau Holofase
Pada fase ini anak menggunakan satu kata untuk menyatakan pikiran ang kompleks, baik yang berupa keinginan, perasaan atau temuannya perbedaan yang jelas. Misalkan kata duduk, bagi anak berarti ” saya mau duduk”, atau kursi tempat duduk, dapat juga berarti “ mama sedang duduk”.
b. Fase lebih dari satu kata
Fase dua kata muncul pada anak erusia sekita 18 bulan. Fase ini anak sudah dapat membuat dua kalimat sederhana yang terdiri dari dua kata. Kalimat etrsebut kadang-kadang terdiri dari pokok kalimat dan predikat, kadang-kadang pokok kalimat dengan obyek dengan tata bahasa yang tidak benar. Setelah dua kata, muncullah kalimat dengan tiga kata, diikuti oleh empat kata dan seterusnya. Orang melakukan tanya jawab dengan anak secara sederhana.
c. Fase ketiga fase diferensiasi
Eriode terakhir dari masa balita yang berlangsung antara usia dua setengah sampai lima tahun. Keterampilan anak dalam berbicara mulai lancar dan berkembang pesat. Dlam berbicara anak bukan hanya menambah kosakatanya yang mengagumkan akan tetapi anak mulai mampu mengucapkan kata demi kata sesui dengan jenisnya, terutama dalam pemakaian kata benda dan kata kerja.
1. Bahasa tubuh
Sebagaimana telah dikemukan diatas bahwa salah satu jenis bahasa adalah abahasa tubuh bahasa tubuh adalah cara seseorang berkomunikasi mempergunakan bagian-bagian tubuh, yaitu melaui gerak isyarat, ekspresi wajah, sikap tubuh,langkah serta gaya tersebut pada umumnya disebut bahasa tubuh. Bahsa tubuh sering kali dilakukan tanpa disadari. Contohnya misalkan ayah dan ibu ataupun juga saudara orang lain yang memenuhi atau mengerti akan pikiran anak. Melaui bahasa tubuh anak, orang tua dapatmempelajari apakah anaknya menangis karena lapar, sakit, kesepian atau bosan pada waktu tertentu.
2. Bicara
Bicara merupakan alat komunikasi paling efektif. Saat anak masih kecil sering kali menyadari bahwa dengan mempergunakan bahsa tubuh dapat terpenuhi kebutuhannya. Namun hal tersbut kurang dimengerti apa yang dimaksud anak tersebut. Oleh akrena itu bayi amupun anak kecil selalu berusa agar orang lain mengerti maksudnya. Oleh karena bagi anak bicara tidak sekedar merupakan prestasi akan tetapi juga berfungsi untuk mencapai tunjuannya, misalnya:
a. Sebagai pemuas kebutuhan dan keinginan
Dengan berbicara anak mudah untuk menjelaskan kebtuhan dan keinginannya tanpa harus menunggu orang lain mengerti tangisan. Gerak tubuh atau ekspresi wajah. Kemudian kemampuan berbicara dapat mengurangi frustasi anak yang disebabkan oleh oarang tuan atau lingkunganya yidak mengerti apa saja yang dimaksudkan oleh anak.
b. Sebagai alat untuk menarik perhatian orang lain.
Dengan melaui keterampilan berbicara anak berpendapat bahwa perhatian orang lain terhadapnya mudah diperoleh melaui berbagai pertanyaan yang diajukan kepada orang tua misalnya apila anak dilarang mengucapkan kata-kata yang tidak pantas.
c. Sebagai alat untuk membina hubungan sosial
Dengan keterampilan berkomunikasi anak-anak mudah diterima oleh kelompok sebayanya dan dapat memperoleh kesempatan lebih banyak untuk memdapat peran sebagai pemimpin dari suatu kelompok.
d. Sebagai alat untuk mengevaluasi diri sendiri
Dari pertanyaan orang lain anak dapat mengetahui bagaimana perasaan dan pendapat orang tersebut terhadap sesuatu yang telah dikatakannya. Disamping anak juga mendapat kesan bagaimana lingkungan menilai dirinya. Dengan kata lain anak dapat mengevaluasi diri melalui orang lain.
e. Untuk dapat mempengaruhi pikiran dan perasaan orang lain
Anak yang suka berkomentar , menyakiti dan mengucapkan sesuatu yang tidak menyenangkan tentang oranf lan dapat menyebaban anak tidak populer atau tidak disenangi lingkugannya.
f. Untuk mempengaruhi prilaku orang lain
Dengan kemampuan berbicara denan baik dan penh percaya diri anak dapat mempengaruhi orang lain atau teman sebaya yang berprilaku kurang baik menjadi teman yang bersopan santun.
3. Potensi anak berbicara didukung oleh beberapa hal
a. Kematangan alat bebicara
Kematangan alat berbicara misalnya tenggorokan, langit-langit, lebar rongga mulut dan lain-lain. Alat-alat etrsebut abru berfungsi dengan baik setelah sempurna dan dapat membentuk atau memproduksi suatu kata dengan baik suatu permulaan berbicara.
b. Kesiapan berbicara
Kesiapan dimaksud biasnya dimulai sejak anak berusia antara 12-18 bulan, yang disebut teachable momen dari perkembangan bicara. Pada saat inilah anak sudah benar-benar siap untuk berbicara sungguhan.
c. Adanya model yang baik untuk dicontoh anak
Anak dapat membutuhkan suatu model tertentu agar dapat melakukan kata dengan tepat untuk dapat dikombinasikan dengan kata lain sehingga menjadi kalimat yang berarti.
d. Kesempatan berlatih
Apabila anak kurang mendapat latihan keterampilan berbicara akan timbul frustasi bahkan sering kali marah yang tidak dimengerti masalahnya oleh orang tua atau lingkungannya.
e. Motivasi untuk belajar dan berlatih
Memberikan motivasi dan melatih anak untuk berbicara sangat penting bagi anak karena untuk mememnuhi kebutuhannya untuk memenfaatkan potensi anak.
f. Bimbingan
Hendaknya orang tua suka memberikan contoh atau model bagi anak, berbicara dengan pelan yang mudah diikuti oleh anak dan orang tua siap memberikan kritik atau membetulakan apbila dalam berbicara anak berbuat suatu kesalahan.
4. Gangguan dalam perkembangan berbicara
a. Anak cengeng
Anak yang sering kali menagis dengan berlebihan dapat menimbulkan gangguan pada fisik maupun psikis anak. Dari segi fisik, gangguan tersebut dapat berupa kurangnya energi sehingga secara otomatis dapat menyebabkan kondisi anak tidak fit.
b. Anak sulit memahami isi pembicaraan orang lain
Seringkali tidak memahami isi pembicaraan orang tua atau anggota keluarga lain. Hal ini disebabkan kurangnya pembendarahaan kata pada anak. Disamping juga orang tua sangat cepat dengan mempergunakan kata-kata yang belum dikenal oleh anak
PERKEMBANGAN SOSIAL, MORAL DAN SIKAP
A. Perkembangan sosial
Terdapat kaitan yang erat antara keteramilan bergul dengan masa bahagia pada waktu akanak-kanak. Kemampuan anak untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan, penerimaan lingkungan serta berbagai pengalaman yang bersifat positif selama anak melakukan berbagai aktivitas sosial merupakan modal dasar yang amat penting bagi anak untuk mencapai kehidupan yang sukses dan menyenangkan pada waktu yang akan datang atau meningkat dewasa. Oleh karena itu prilaku dan kebiasaan orang tua harus merupakan contoh atau model maupun teladan yang selalu ditiru dan dibanggakan oleh anaknya. Hl tersebut dilakukan oleh anak semenjak ia diusia balita yang suka meniru apa saja yang ia lihat dari tindak tanduk orang tua, cara bergaul orang tua, cara berbicara dan berinteraksinya, di lingkungan sekita, cara orang tua menghadapi teman, tamu dan sebagainya, slalu mendapat perhatian anak kemudian menirunya.
1. Ganjaran atau hadiah
Ganjaran atau hadiah adalah berbagai bentuk apresian atau penghargaan terhadap sesuatu prestasi yang dicapai oleh suatu atau kelompok anak dalam aktivitas tertentu. Pada umumnya hadia atau ganjaran diberikan setelah anakmencapai prestasi atau menghasilkan suatu yang dapat dibanggakan baik oleh teman, guru, orang tuanya sendiri. Terdapat tiga fungsi hadiah yang amat penting dalam pendidikan yaitu:
a. Memiliki nilai pendidikan
Disamping merupakan suatu benda nyata, hadiah juga mempuhnyai makna, anak akan segera mengetahui apabila dia menerima hadia dari orang tua atau guru, dia dapat memprestasikan bahwa dia dapat berbuat baik yang dapat menyenangkan orang tua atau gurunya.
b. Memberikan motivasi kepada anak
Fungsi kedua hadiah adalah agar dapat memberikan motivasi kepada anak untuk dapat mengulangi prilaku yang dapat diterima bahkan dapat ditingkatkan lebih baik lagi. Disamping itu hadia juga dapat mendorong anak untuk mencapai prestasi lebih tinggi lagi.
c. Memperkuat prilaku
Hadiah yang diberikan kepada anak juga berfungsi untuk memperkuat prilaku anak yang dapat diterima lingkungannya. Ini berarti menumbuhkan keyakinan dan keprcayaan diri dan pemahaman bahwa sesuatu yang dilakukannya tersebut betul dan diakui kebenarannya oleh lingkungan setempat.
2. Hukuman
Hukuman merupakan sanksi fisik maupun psikis terhadap suatu kesalahan atau pelanggaran yang dilakukan oleh anak dengan sengaja. Kesukaran tersebut disebabkan oleh belum adanya pemahaman terhadap anak terhadap moral. Akan tetapi seiring bertambahnya usia, anakmakin dapat membedakan norma dalam masyarakat, jadi kesadaran anak makin meningkat.
a. Fungsi hukuman
1. Fungsi restriktif
Nilai restriktif juga dapat berfungsi sebagai pembatasan agar anak tidak mengulangi perbuatan kesalahan yang sama dikemudia hari. Sekalipun demikia sebaiknya orang tua tidak selalu mengurangi keberanian untuk berbuat sesuatu.
2. Hukuman sebagai fungsi pendidikan
Apabila anak berbuat salah orang tua segera memberikan teguran dan memberikan penjelasan mengapa perbuatan tersebut salah. Kemudian diberitahukan bagaiman seharusnya perbuatan semacam itu benar.
3. Hukuman sebagai penguat motivasi
Motivasi memegang peran penting bagi kehidupan anak lebih-lebih anak meningkat usia remaja. Oleh akrena itu hukuman yang diberikan kepada anak dapat berfungsi untuk memperkuat motivasi terutama bertalian dengan prilaku yang bersifat negatif yang tidak diharapkan oleh orang tua maupun guru.
b. Syarat-syarat hukuman
Beberapa syarat hukuman yang harus diperhatikan oleh orang tua atau guru apabila hendak menjatuhkan hukuman kepada anak-anak yaitu:
1. Sebaiknya hukuman segera diberikan kepada anak yang membuat kesalahan dan patut mendapat hukuman.
2. Diberikan secara konsisten. Jenis hukuman harus diberikan terhadap pelanggaran yang serupa dn diberikan secara konsisten, dalam arti untuk pelanggaran tertentu telah “persiapkan” jenis hukumannya.
3. Hukuman yang diberikan harus bersifat konstruktif.
4. Hukuman yang diberikan bersifat impresional.
5. Dalam memberikan hukuman harus disertai alasan.
6. Hukuman juga dapat dipergunakan sebagai alat mengembangkan hati nurani anak.
7. Hukaman diberikan pada tempat dan waktu yang tepat.
B. Perkembangan moral dan sikap
Pada awal masa kanak-kanak, biasanya anak-anak akan mengidentifikasi dengan ibunya dan ayahnya atau orang lain yang dekat dengannya. Sedangkan masa-masa selanjutnya perkembangan pergaulan dan pandangan anak-anak mulai mengedintifikasi dirinya dengan tokoh-tokoh, pahlwan-pahlawan, pimpinan masyarakat. sejalan tambahan usia anak, biasanya anak mulai membrontak pada disiplin yang diterapkan dirumah atau disekolah. Berikut ini beberapa proses pembentukkan prilaku moral dan sikap anak.
a. Imitasi (imitation)
Dalam tulisan ini imitasi berarti peniruan sikap, cara pandang serta tingkah laku orang lain dilakukan dengan sengaja oleh anak. Pada umumnya anak mulai melakukan imitasi sejak usia 3 tahun, yaitu meniru prilaku orang lain yang ada di lingkungan sekitarnya. Menurut hasil penelitian psikologi berdasarkan tes psikologi yang diberikan kepada anak
Dinyatakan secara nyata anak yang menolak orang tuanya memang tidak meniru prilaku orang tuanya akan tetapi tanpa disadarinya anak meniru prilakunya yang dapat mempengaruhi anak tersebut.
b. Internalisasi
Internalisasi adalah suatu proses yang merasuk pada diri seseorang (anak) karena suatu poses yang mendalam dan paling langgeng dalam kehidupan tersebut. Suatu nilai, norma atau sikap semacam itu selalu dianggap benar.
Emoticon